Selama Republik Tiongkok, Li Zongwu menarik perhatian luas dengan bukunya ‘Houheixue’. Ia menguraikan pandangan bahwa seseorang harus memiliki kulit tebal namun tidak berwarna, dan hati yang gelap namun tidak berwarna, untuk menjadi pahlawan. Artikel ini akan mengambil contoh Liu Bang, Xiang Yu, Cao Cao, Liu Bei, Sun Quan, Sima Yi dan tokoh lainnya untuk membahas bagaimana ketebalan dan kegelapan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan, dan menunjukkan beberapa penerapan ketebalan dan kegelapan dalam kehidupan nyata.
1. Pembelajaran Hitam Tebal: Cara Hidup di Dunia
-
Jangan bertengkar setiap saat, dan jangan menjadi orang yang membalikkan keadaan dalam konflik apa pun. Kita akan selalu bertemu meski berjauhan. Kalimat ini memberitahu kita bahwa dalam hubungan interpersonal hendaknya kita menjaga sikap tenang dan toleran. Kita harus belajar tersenyum bahkan ketika kita berada di sekitar orang-orang yang menjijikkan, sehingga menunjukkan rasa jijik yang harus kita kuasai.
-
Seseorang dengan visi yang unik, keberanian, kecerdasan yang cepat, mulut yang manis, kulit yang tebal, cara yang kejam, hati yang keras, dan kota yang dalam akan sulit untuk tidak sukses. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa dalam kehidupan nyata, kita perlu memiliki kualitas psikologis dan kemampuan mengatasi masalah tertentu. Visi yang unik, keberanian, pikiran yang fleksibel, mulut yang baik, kulit yang tebal, cara yang tegas, pikiran yang teguh, dan kota yang dalam. Sifat-sifat ini dapat membantu kita sukses dalam masyarakat yang sangat kompetitif.
2. Ilmu Hitam Tebal: Seni Rumah Kota
-
Saat melakukan sesuatu untuk orang lain, Anda harus berpura-pura sulit. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika berurusan dengan urusan orang lain, kita harus memberikan perasaan sulit untuk dihadapi, sehingga meningkatkan pengaruh kita sendiri.
-
Saat memberikan hadiah kepada orang lain, Anda harus bersikap wajar. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika memberi hadiah, kita harus bersikap wajar dan tidak dibuat-buat untuk mempererat hubungan kita dengan orang lain.
-
Saat mengundang orang lain makan malam, Anda harus bertindak megah. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika menjamu tamu untuk makan malam, kita harus bermurah hati dan murah hati untuk menunjukkan kekuatan dan pesona kita.
-
Saat membicarakan bisnis dengan orang lain, Anda harus berpura-pura sukses. Kalimat ini memberitahu kita bahwa dalam negosiasi bisnis, kita harus menunjukkan profesionalisme dan pengalaman sukses kita untuk mendapatkan rasa hormat dan kerja sama dari pihak lain.
-
Saat membicarakan perasaan dengan orang lain, Anda harus berpura-pura suci. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika menghadapi masalah emosional, kita harus berperilaku murni dan polos untuk mendapatkan kepercayaan dan cinta orang lain.
-
Saat mendiskusikan pekerjaan dengan orang lain, pastikan bersikap profesional. Kalimat ini memberitahu kita bahwa dalam komunikasi kerja, kita harus menunjukkan pengetahuan profesional dan kemampuan kerja kita untuk meningkatkan citra profesional kita.
-
Saat membelanjakan uang untuk istri, Anda harus berpura-pura bahagia. Kalimat ini memberi pesan kepada kita bahwa dalam kehidupan berkeluarga hendaknya kita menunjukkan kepedulian dan kemurahan hati kepada istri kita demi menjaga keharmonisan keluarga.
-
Saat tidak bisa minum, harus berpura-pura mudah mabuk. Kalimat ini memberitahu kita bahwa dalam situasi sosial, jika kita tidak bisa minum, kita harus berpura-pura mudah mabuk untuk menghindari rasa malu dan konflik.
-
Pastikan untuk berpura-pura kecewa ketika Anda tidak bisa menepati janji. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa ketika kita gagal menepati janji, kita harus menunjukkan kekecewaan dan permintaan maaf untuk melindungi citra dan hubungan kita.
-
Selalu berpura-pura sedih saat tidak bisa membantu. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika kita tidak dapat membantu, kita harus menunjukkan penyesalan dan kesedihan batin kita untuk mengungkapkan keramahan dan niat baik kita.
3. Ilmu Hitam Tebal: Strategi Sifat Manusia
-
Jangan terlalu jujur. Tidak peduli seberapa baik teman Anda, mereka mungkin mengkhianati Anda. Kalimat ini memberitahu kita bahwa dalam suatu hubungan, kita tidak boleh terlalu sederhana dan jujur, karena teman terdekat kita pun bisa saja mengkhianati kita.
-
Jangan terlalu dekat dengan siapapun, karena kamu tidak pernah tahu kapan kamu akan berbalik melawan seseorang. Kalimat ini memberitahu kita bahwa kita tidak boleh terlalu dekat dengan siapapun, karena kita tidak bisa memprediksi perubahan di masa depan dan tidak memberikan ruang penyesalan pada diri kita sendiri.
-
Jangan mengungkapkan terlalu banyak kepada orang lain karena cepat atau lambat kamu akan menyesalinya. Kalimat ini memberitahu kita bahwa kita harus hati-hati memilih orang yang kita ajak bicara dan menghindari mengungkapkan terlalu banyak tentang dunia batin kita untuk menghindari penyesalan di kemudian hari.
-
Jangan beritahu orang lain tentang rencanamu, tunjukkan saja hasilnya. Kalimat ini memberitahu kita untuk tidak mengungkapkan rencana Anda dengan mudah sebelum Anda mencapai tujuan Anda, karena ini akan memberikan ruang yang cukup bagi orang lain untuk mengambil tindakan pencegahan.
-
Orang yang bisa membunuhmu adalah orang yang paling mengenalmu. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa mereka yang dapat menjadi ancaman bagi kita sering kali adalah orang-orang yang paling mengenal kita. Oleh karena itu, kita patut waspada dan waspada.
-
Jangan berinisiatif membantu orang lain jika mereka tidak meminta bantuan Anda. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika membantu orang lain, kita harus mengikuti keinginan orang lain dan tidak terlalu proaktif agar tidak menimbulkan masalah atau kesalahpahaman pada orang lain.
-
Keterampilan komunikasi interpersonal tingkat tinggi: semangat, kemurahan hati, bertanya dan menjawab pertanyaan. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa komunikasi interpersonal tingkat tinggi memerlukan sikap hangat dan murah hati, serta pandai bertanya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi seseorang.
4. Pembelajaran Hitam Tebal: Cara Strategi
-
Tingkat kepedihan tertinggi: menyangkal semua pikiran seseorang. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa cara paling menyakiti seseorang adalah dengan sepenuhnya menyangkal semua gagasan orang lain, sehingga merusak harga diri dan kepercayaan diri orang lain.
-
Tingkatan tertinggi dalam meremehkan seseorang: bukan menghina atau mengejek, tetapi mengabaikannya begitu saja. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa untuk meremehkan seseorang, Anda tidak perlu menggunakan hinaan atau ejekan. Mengabaikan orang lain saja dapat menghasilkan efek yang sama.
-
Tingkat tertinggi menyinggung seseorang: pamerkan apa yang tidak dimilikinya. Kalimat ini memberitahu kita bahwa ketika bergaul dengan orang lain, jika ingin menyinggung perasaan orang lain, Anda dapat memamerkan sesuatu yang tidak dimilikinya di sekitarnya, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan kecemburuannya.
-
Tingkat tertinggi dalam menyentuh hati orang: gambarkan dia sebagai orang yang mulia dan agung, dan biarkan dia bergerak sendiri. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa untuk menggerakkan hati orang lain, kita tidak serta merta harus memuji orang lain secara langsung, namun biarkan dia menggerakkan dirinya dengan memuji sifat-sifat mulia orang lain.
-
Ranah tertinggi seorang bos: ciptakan impian bagi karyawan dan biarkan mereka mewujudkan impiannya. Kalimat ini memberi pesan kepada kita bahwa sebagai seorang pemimpin hendaknya kita membawa impian dan harapan kepada karyawan kita agar mereka dapat mewujudkan impiannya sendiri, sehingga merangsang motivasi dan kreativitas mereka.
-
Strategi tertinggi: Lengkapi tata letak Anda sendiri dari sudut pandang altruistik. Kalimat ini memberi tahu kita bahwa strategi tertinggi terletak pada memulai dari perspektif altruistik dan mencapai tujuan sendiri melalui tata letak dan rencana sendiri.
Kesimpulan
Sebagai way of life, Thickness and Blackness memberikan kita beberapa cara berpikir dan menghadapi permasalahan melalui pembahasan Thickness and Blackness. Namun, saat menggunakan pengetahuan hitam yang kental, kita juga harus menjaga hati nurani dan moral kita agar tidak merugikan orang lain atau kepentingan kita sendiri. Hanya di bawah kerangka moral yang benar kita dapat benar-benar menjadi penguasa kehidupan.
Tautan ke artikel ini: https://m.psyctest.cn/article/JBx2NWx9/
Jika artikel asli dicetak ulang, harap sebutkan penulis dan sumbernya dalam bentuk tautan ini.