Pada tahun 1974, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membahas konsep kesehatan seksual sebagai berikut pada pertemuan penelitian tentang masalah seksual: “Apa yang disebut seks yang sehat (kesehatan seksual) mengintegrasikan aspek fisiologis dan emosional dari seks, pengetahuan dan sosial aspek yang dapat meningkatkan perkembangan kepribadian, komunikasi interpersonal dan cinta, dll. Terlihat bahwa kesehatan psikologis seksual berarti individu memiliki hasrat seksual yang normal, dapat memahami dengan benar masalah-masalah terkait seksual, dan memiliki kemampuan yang kuat. Kemampuan beradaptasi seksual berarti mampu melakukan interaksi yang pantas dengan lawan jenis. Selain menghindari masalah seksual, hal ini juga dapat meningkatkan kepribadian dan kesempurnaan diri, serta mendorong perkembangan kesehatan fisik dan mental.
Kesehatan mental seksual sebagai bagian dari kesehatan fisik dan mental sangat erat kaitannya dengan struktur tubuh, fungsi fisiologis, kualitas psikologis, dan adaptasi sosial. Yang pertama adalah kualitas orang tua. Secara signifikan, gen genetik dan perkembangan embrio menentukan kondisi fisik dan mental; yang kedua adalah individu, karena individu memiliki kendali dan tanggung jawab tertentu atas perkembangan fisik dan mental mereka sendiri sejak mereka lahir bijaksana; yang ketiga adalah pendidikan keluarga dan sosial. Orang-orang yang tinggal di lingkungan di mana mereka dapat memperlakukan masyarakat dan keluarga dengan cara yang ilmiah dan beradab seringkali dapat menghadapi dan memperlakukan seks secara alami, mandiri dan bahagia. Namun, dalam lingkungan keluarga atau sosial di mana seks dibicarakan, orang-orang terpaksa bersikap negatif sikap terhadap seks. Psikologi yang kotor, misterius, dan tercela, keadaan mental yang tidak wajar ini, serta kontradiksi dan pergulatan dengan kebutuhan hidup yang alami sering kali memutarbalikkan sifat manusia. Hal ini tidak hanya berujung pada psikologi seksual yang tidak sehat, namun juga berdampak buruk pada kehidupan seseorang.
Kesehatan psikoseksual harus memenuhi empat syarat berikut:
- Pertama, tubuh dan pikiran seseorang harus saling memiliki dan memiliki kontras yang jelas. Jika yin dan yang tidak bisa dibedakan, maka akan sulit mempraktikkan perilaku seksual yang sehat dan mencapai cinta yang sempurna.
- Kedua, individu mempunyai adaptasi seksual yang baik, meliputi adaptasi seksual diri dan adaptasi terhadap lawan jenis, yaitu mampu menerima sifat seksual dan hasrat seksual diri sendiri, serta rukun dengan lawan jenis.
- Ketiga, kedua gender harus diperlakukan sama dan tidak menciptakan perpecahan, diskriminasi atau prasangka secara artifisial. Memiliki pemahaman yang jelas tentang segala ketidaktahuan seksual, prasangka seksual dan berbagai kekeliruan yang terbentuk karena berbagai alasan sejarah dan bertentangan dengan ilmu pengetahuan, serta memahami dan menekuni peradaban seksual.
- Keempat, bisa menikmati kehidupan seks secara alami dan berkualitas.
Apakah psikologi seksual Anda sehat? Tes ini akan memberi tahu Anda jawabannya.