Frigiditas mengacu pada kurangnya hasrat seksual. Dalam istilah awam, tidak ada minat dalam kehidupan seksual.
Di antara pasangan berpendidikan tinggi dan sehat yang disurvei, 16% pria dan 35% wanita menderita frigiditas.
Gejala frigiditas tercermin dalam dua aspek yaitu gejala fisik dan gejala psikis. Frigiditas dan anorgasmia merupakan dua konsep yang berbeda, bisa muncul bersamaan atau tidak bersamaan. Oleh karena itu, frigiditas dibedakan menjadi dua jenis: anorgasmia dan sindrom anorgasmia, serta anorgasmia dan sindrom anorgasmia tanpa retribusi.
- Gejala fisiologis
Terutama diwujudkan dalam: tidak ada respons terhadap belaian seksual atau respons kenikmatan yang tidak mencukupi; tidak ada atau kurang keluarnya cairan cinta dari vagina selama hubungan seksual, kekeringan, sesak, dan nyeri; tidak ada kenikmatan seksual atau kenikmatan yang tidak mencukupi, kelambatan, dan kurangnya perkembangan organ seksual; atau atrofi organ seksual, dan penuaan, sel kekurangan air, kurang aktivitas, dll.
- Gejala psikologis
Terutama tercermin dalam: ketakutan, rasa jijik dan resistensi psikologis terhadap seks; mysophobia dan bayangan psikologis yang parah tentang seks; kurangnya pemahaman tentang seks dan kurangnya investasi; tidak mengambil inisiatif saat berhubungan seks, merasa malu dan kotor.
Pasien dengan frigiditas harus menghilangkan stres, fokus pada peningkatan kesenangan diri sendiri dan orang lain, serta menemukan dan menghilangkan alasan rendahnya hasrat seksual. Pria tidak hanya harus menghilangkan emosi negatifnya sendiri, tetapi juga membantu pasangannya mengatasi hambatan psikologis ini bersama-sama. Biarkan pasangan Anda mengenali sifat masalahnya dan kemungkinan penyebabnya, biarkan dia menghindari tekanan pada dirinya sendiri, dan tingkatkan komunikasi antara kedua pihak.
Tes yang diberikan dalam pertanyaan ini hanya untuk referensi dan tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk mendiagnosis penyakit.